Salah seorang murid Syaikh Ibnu
‘Utsaimin berkata, “Abdurrahman bin Dawud termasuk murid terbaik guru
kami dan paling baik akhlaknya. Ia seorang yang dikaruniai iman dan
hikmah. Ia pun dicintai masyarakat serta memiliki kedudukan di hati
mereka. Ia meninggal dalam suatu kecelakaan dalam perjalanan menuju
Madinah, kota Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Semuanya bersedih mendengar berita tersebut. Kami pasrah terhadap
ketentuan Allah dan takdir-Nya. Jenazahnya diletakkan setelah shalat
Maghrib untuk dishalatkan oleh Syaikh rahimahullah. Kemudian jenazah dibawa ke pekuburan.
Mengejutkan, setelah shalat kami kehilangan Syaikh rahimahullah.
Sebagian orang berkata, “Mungkin beliau ikut mengantarkan jenazah.”
Yang lain berkata, “Mungkin Syaikh berpuasa, dan sekarang beliau sedang
berbuka, dan -seperti kebiasaannya- beliau akan kembali setelah
seperempat jam kemudian.”
Adapun sebagian orang melihat syaikh
turun menuju sebuah ruangan di masjid seusai shalat Jenazah. Mereka
duduk di seputar kursi tempat syaikh sambil menunggu beliau untuk
mengajar sehari-sehari.
Kemudian salah seorang dari murid
beliau yang terkenal -yang tidak melihat syaikh setelah shalat Jenazah-
memasuki ruangan yang dimasuki syaikh. Ia merasakan keterlambatan syaikh
dan ia hendak menjenguk syaikh (barangkali ada di ruangan tersebut).
Tiba-tiba ia bertemu dengan Syaikh rahimahullah sedang naik
dari ruangan tersebut sambil menyeka aiar mata di wajahnya.
Nampak jelas
di wajah beliau bekas tangisan yang sangat. Sahabat kami tersebut
memberi salam kepada syaikh dan naik kembali. Adapun syaikh, beliau
menahan air matanya dan naik ke tempat beliau mengajar. Beliau duduk di
kursinya, sedangkan para jamaah berada di sekelilingnya. Kemudian beliau
mendoakan saudara kami -’Abdurrahman- agar dirahmati Allah. Beliau pun
menyebutkan kebaikan-kebaikannya. Kemudian beliau melanjutkan kajiannya,
seakan-akan tidak pernah terjadi sesuatu apa pun.
Apa yang kami katakan? Beliau sangat teguh dan kuat, dalam keadaan yang lembut penuh keimanan.
Semoga Allah memberikan rahmat-Nya
kepada ‘Abdurrahman bin Dawud, dan semoga Dia juga merahmati guru kami.
Sungguh, sang pengajar telah berjumpa dengan muridnya. Dan kami
mengikuti jejak keduanya.
Sumber: Disalin ulang dari buku “Mengapa Anda Sulit Menangis”,
Abul Faraj al-Misri & Abu Thariq Ihsan b.Muhammad b.’Ayisy al-‘Utaibi, Pustaka Ibnu Umar, Hal.100-101.Judul asli: Al-bukaa-u min khasyyatillah, asbaabuhuu, wa mawaani’uhuu, wa thuruqu tahshilihii.
Artikel www.kisahmuslim.com dari alqiyamah.wordpress.com
Artikel www.kisahmuslim.com dari alqiyamah.wordpress.com
No comments:
Post a Comment