Wednesday, October 29, 2014

10 Falsafah Hidup Orang Jawa

 

 

DALAM berfilosofi, orang Jawa seringkali menggunakan unen-unen untuk menata hidup manusia. Makna dari ungkapan-ungkapan Jawa ini seringkali tidak dipahami oleh sebagian besar keturunan etnis Jawa di era modern ini. Maka tidak salah, jika muncul sebutan, “Wong Jowo sing ora njawani”.

 

Filosofi Jawa dinilai sebagai hal yang kuno dan ketinggalan jaman. Padahal, filosofi leluhur tersebut berlaku terus sepanjang hidup. Warisan budaya pemikiran orang Jawa ini bahkan mampu menambah wawasan kebijaksanaan.

 

Berikut 10 dari sekian banyak falsafah yang menjadi pedoman hidup orang Jawa.

 

1. Urip Iku Urup
Hidup itu Nyala, Hidup itu hendaknya memberi manfaat bagi orang lain disekitar kita, semakin besar manfaat yang bisa kita berikan tentu akan lebih baik.

 

2. Memayu Hayuning Bawana, Ambrasta dur Hangkara
Manusia hidup di dunia harus mengusahakan keselamatan, kebahagiaan dan kesejahteraan; serta memberantas sifat angkara murka, serakah dan tamak.

3. Sura Dira Jaya Jayaningrat, Lebur Dening Pangastuti
segala sifat keras hati, picik, angkara murka, hanya bisa dikalahkan dengan sikap bijak, lembut hati dan sabar.

4. Ngluruk Tanpa Bala, Menang Tanpa Ngasorake, Sekti Tanpa Aji-Aji, Sugih Tanpa Bandha
Berjuang tanpa perlu membawa massa. Menang tanpa merendahkan atau mempermalukan. Berwibawa tanpa mengandalkan kekuasaan, kekuatan,kekayaan atau keturunan. Kaya tanpa didasari kebendaan.

 

5. Datan Serik Lamun Ketaman, Datan Susah Lamun Kelangan
Jangan gampang sakit hati manakala musibah menimpa diri. Jangan sedih manakala kehilangan sesuatu.

 

6. Aja Gumunan, Aja Getunan, Aja Kagetan, Aja Aleman
Jangan mudah terheran-heran. Jangan mudah menyesal. Jangan mudah terkejut-kejut. Jangan mudah ngambeg, jangan manja.

 

7. Aja Ketungkul Marang Kalungguhan, Kadonyan lan Kemareman
Janganlah terobsesi atau terkungkung oleh keinginan untuk memperoleh kedudukan, kebendaan dan kepuasan duniawi.

 

8. Aja Kuminter Mundak Keblinger, Aja Cidra Mundak Cilaka
Jangan merasa paling pandai agar tidak salah arah. Jangan suka berbuat curang agar tidak celaka.

 

9. Aja Milik Barang Kang Melok, Aja Mangro Mundak Kendo
Jangan tergiur oleh hal-hal yang tampak mewah, cantik, indah; Jangan berfikir mendua agar tidak kendor niat dan kendor semangat.

 

10. Aja Adigang, Adigung, Adiguna
Jangan sok kuasa, sok besar, sok sakti.

 

(Tulisan ini saya kutip seperti aslinya dari tulisan Diantika PW dalam http://suaramerdeka.com)

 

Mungkin karena sudah hampir 5 tahun belakangan ini saya hidup dan tinggal di Jawa, tepatnya di Kota Yogya yang terkenal masih sangat ‘kental’ budaya Jawa dalam kehidupan sehari-harinya secara tidak langsung beberapa prinsip Orang Jawa menular juga. Walaupun saya sebagai orang asli Sumatera masih sering terbawa beberapa karakter khas orang Sumatera (hehehe….).

Beberapa waktu yang lalu, saya dan teman saya berkesempatan untuk travelling ke Kota Solo. Kami pun menyempatkan untuk mengunjungi beberapa obyek wisata, termasuk Keraton Surakarta. Dari obrolan kami bersama pemandu yang menemani kami keliling-keliling Keraton, kami pun dikasih wejangan bagaimana prinsip hidup orang Jawa menjalani kehidupan. Kurang lebih ‘Si Mbah’ (Nenek_red) memberi wejangan kami agar dalam menjalani kehidupan hendaknya:

  • Prasaja: hidup bersahaja

  • Wilapa: jujur dan apa adanya

  • Wiloto: menghargai kedua orang tua terutama ibu

Saya rasa prinsip-prinsip tersebut sebenarnya tidak hanya seharusnya dianut oleh orang Jawa ataupun bukan Jawa. Toh agama kita juga mengajarkan kepada umatNya untuk berlaku seperti di atas, menghargai kedua orang tua, hidup bersahaja, jujur, dan prinsip-prinsip yang harusnya kita junjung dalam kehidupan agar tidak salah arah. Semoga Allah SWT selalu menjaga, melindungi, dan mengarahkan kita ke jalan yang benar. Dan semoga keistiqomahan itu tetap bisa kita jaga. Allahuma Amin…

No comments:

Post a Comment