Wednesday, October 30, 2013

KELOMPOK-KELOMPOK YANG MASUK SURGA (Bagian 2 .Selesai)

 

Penafisran Dari Lapar Yang Positif Pujian akan kondisi lapar yang ada dalam riwayat-riwayat bukan berarti membenarkan untuk berada dalam penderitaan lapar secara mutlak, akan tetapi yang dimaksud adalah dalam rangka member kesadaran bagi manusia tentang penghalang-

penghalang yang menghalangi terbangnya ruh manusiawi serta apa yang mengganggu aktifitas-aktifitas ruhani; baik dalam sisi-sisi hudhuri yaitu kesadaran-kesadaran hati atau sisi-sisi hushuli yaitu berfikir dan belajar. Oleh karenanya semakin manusia merasakan lapar sehingga dia tidak bisa berbuat apa-apa menghadapi penderitaan tersebut atau terlalu banyak makan sehingga menghalangi aktifitas-aktifitasnya. Seperti apa yang kemukakan oleh Allamah Thabathabai’ bahwa yang dimaksud dengan riwayat-riwayat semacam ini adalah ringannya perut – sebagai kebalikan dari banyak makan – bukan berarti kelaparan.

Memakan makanan yang dianjurkan selain tidak membahayakan bahkan sangat penting dan perlu untuk kesehatan; akan tetapi juga harus memperhatikan keseimbangan. ( Mengenai menahan lapar sudah banyak dibahas dalam banyak buku dimana orang-orang besar bisa meraih kesempurnaan-kesempurnaan dan maqom-mqaom yang tinggi akibat dari menahan lapar dan untuk menyingkat pembahasan kita cukupkan sampai disini ). Bahwasannya Nabi islam saw. 

menanyakan tentang efek dari lapar dan diam dan beliau juga mendapatkan jawabannya, bukanlah berarti bahwa beliau tidak mengetahui tentang masalah tersebut dan belum mengamalkannya ( a’udzubillah ), akan tetapi itu adalah pelajaran bagi hamba-hamba yang lain serta bagi penduduk dunia ini.

Efek Positif Dari Lapar dan Diam :

1.Pengaruh pertama dan warisan yang berharga dari lapar dan diam adalah hikmah; artinya manusia akan bisa sampai kepada hakekat-hakekat serta kenyataan-kenyataan yang tidak bisa diraih oleh yang lain, dimana mereka bisa memahaminya dengan jelas dan terang. Manusia dengan eksperimen-eksperimennya yang terbatas juga bisa merasakan betapa dua masalah ini sangat berpengaruh dalam penyingkapan hakekat-hakekat, seperti yang dirasakan di akhir bulan ramadhan dimana manusia merasakan ruhnya seperti siap terbang dan kesegaran dan kecerahan serta kelezatan-kelezatan maknawi menguasai seluruh wujudnya. Oleh karenanya kita hanya memperhatikan badan dalam rangka berkhidmat untuk terbangnya ruh dan bukan malah menjadi penghalang dan pengganggu terbang dan mi’rajnya ruh serta perhatian ruh terhadap perkara maknawiah dan alam malakut. Akal manusia yang termasuk kepada salah satu kekuatan ruhinya, dimana dengan ringannya perut, dia akan bisa beraktifitas dan akan bisa memahami hakekat-hakekat.

2.Pengaruh kedua yang sangat berharga dari lapar dan diam adalah menjaga hati dari was-was syetan.Orang-orang beriman yang melakukan puasa mereka akan mendapatkan pengalaman bahwa mereka akan lebih berhasil dalam konsentrasi panca indra dan dalam menjaga hati. Sebaliknya orang yang membiasakan diri dengan memakan makanan yang banyak juga bisa mengetahui dengan benar bahwa mereka akan sulit menjaga hatinya dan kesulitan dalam mengkonsentrasikan indra mereka serta pikirannya dipenuhi dengan khayali-khayali.

3.Pengaruh ketiga dari lapar dan diam adalah taqarrub ilallah. Kedekatan dengan Tuhan merupakan kesempurnaan hakiki dan tujuan yang paling besar serta cita-cita kaum mukminin. Untuk bisa sampai kepada tujuan tinggi dan penting ini, hendaklah hati ini bersih dari hawa hafsu serta kecendrungan-kecendrungan materi yang kosong dan perkara ini tidak bisa dilakukan selian dengan keinginan yang kuat dan niat yang kokoh dalam membentuk identitas ilahi dan maknawi manusia. Dalam hal ini tidak diragukan lagi bahwa puasa memiliki peran yang sangat penting dan berharga dalam rangka menguatkan keinginan dan mengarahkan kehendak tersebut kepada taqarrub ilallah.

4.Pengaruh keempat dari lapar dan diam adalah kesedihan yang langgeng. Dalam banyak riwayat telah disebutkan pujian terhadap kesedihan serta orang-orang yang sedih dan ungkapan ini bukan berarti bahwa manusia harus selalu cemberut dan bermuka sembrawut, akan tetapi maksudnya supaya manusia mendapatkan kondisi sebagai lawan dari kesenangan dan kegembiraan yang tidak pada tempatnya dan tidak terbatas karena hal ini merupakan sifat-sifat rendah hewan. Seseorang yang diam dan lapar sama sekali dia tidak memiliki kebahagiaan palsu, kesenangan-kesenangan dari ketidak tahuan serta ketawa yang tidak pada tempatnya sebaliknya mereka akan bersikap dengan tegas dan selalu tenang.

Akan tetapi mungkin saja kesedihan muncul karena perkara-perkara duniawi atau karena kemiskinan dan atau karena kekalahan dalam perlombaan memperbanyak kekayaan dimana hal ini sama sekali bukan kesedihan yang terpuji, sementara kesedihan yang layak dipuji adalah kesedihan sebagai lawan dari kegembiraan yang tidak ada batasnya yang membuat manusia lupa diri. Bahwasannya peringatan dan menakut-nakuti manusia merupakan sesuatu yang paling penting dari kewajiban-kewajiban para utusan ilahi dalam rangka memperingati manusia untuk menggunakan umurnya dengan baik dan supaya mereka mengkontrol amalan serta perbuatannya juga agar manusia menggunakan dengan benar semua fasilitas serta kekuatan yang diberikan oleh Tuhan. Sangat disayangkan seorang mukmin yang tidak memanfaatkan sebagian umurnya dengan sesuatu yang bernilai dan penting atau minimal memanfaatkan hal-hal yang mubah; sebab telah berkurang dari modalnya dan tidak bisa mendapatkan keuntungan dari perdagangan hidup ini. Bukan tanpa alasan jika sebagian orang-orang besar menghindar dari banyak perkara-perkara yang mubah. Ketika seorang mukmin melihat kehidupan orang-orang mulia ini dan membandingkan dengan dirinya dimana umurnya dihabiskan untuk perkara-perkara yang mubah dan tidak berfaedah, maka dia akan merasa sedih dan kecewa yang akhirnya mereka berniat untuk memperbaiki masa lalunya dan betul-betul memanfaatkan sisa dari umurnya.

5.Pengaruh lain dari lapar dan diam adalah sedikitnya kebutuhan dari masyarakat. Artinya semakin sedikit seseorang butuh kepada masyarakat maka dia akan semakin bebas, sementara orang yang perhatiannya hanya urusan perut – dimana pikirannya berputar sekitar makanan-makanan yang enak – dia akan kehilangan kebebasan, dia bagaikan hewan yang hanya memikirkan pakanannya. Yang dalam ucapak Amirul Mukminin Ali as.: perhatian mereka hanya pada rumputnya; yang pada akhirnya mereka akan berhadapan dengan masalah yang banyak diantaranya mereka butuh kepada penghasilan yang lebih banyak untuk menyiapkan makanan-makanan yang lezat bahkan terkadang terpaksa mereka harus berbuat yang tidak benar untuk bisa memenuhi keinginannya.

6.Pengaruh lain yang bisa didapat dari lapar dan diam adalah menjaga hak dan hakekat. Orang yang memiliki kehidupan yang biasa, sederhana dan tidak ada hura-hura, maka lisannya akan terbuka dan akan mampu membela yang hak dimana saja. Berbeda dengan orang yang hanya mementingkan perut yang mana mereka tidak memiliki kekuatan untuk membela yang hak dan selalu memperhatikan dan tergantung kepada yang lain sehingga jangan sampai mereka tidak mengganggu sumber-sumber penghasilannya. Orang yang ringan bebannya dan khafif al-ma’unah( sedikit kebutuhannya ) tidak memiliki ketakutan kepada yang lain dalam menyampaikan yang hak atau ketakutan orang lain mengganggu kehidupannya. Sebab dia melewati hidupnya dengan fasilitasnya yang sedikit dan penuh keberanian dimana dihadapan ketidak adilan dan kemunkaran dia berani membela yang hak. Manusia yang ringan bebannya dan khafif al-ma’unahakan selalu berusaha agar hidupnya penuh dengan harga diri akan tetapi orang yang mementingkan perut akan selalu berusaha agar hidupnya penuh dengan kesenangan, dimana kedua jenis kehidupan ini sangat berbeda jauh.

7.Dengan memperhatikan poin-poin yang telah lalu, akan jelas lagi satu faedah dan pengaruh dari lapar dan diam yaitu seorang mukmin yang bertakwa sama sekali tidak akan berpikir bagaimana melewati kehidupannya; baik kahidupannya susah ataupun senang. Sebab dia akan selalu ridho dengan takdir dan qodho ilahi serta menjalani kehidupannya di dunia dengan penuh qonaah dan dengan sedikit kebutuhan serta tidak mementingkan harta benda yang membuat dia tertimpa penyakit-penyakit psikologis yang banyak menimpa orang-orang kaya.

Tuhan melanjutkan : “Apakah engkau mengetahui kapan seorang hamba lebih mendekat kepadaku? Nabi saw. menjawab: tidak Tahu Dia berfirman: ketika dia dalam keadaan lapar dan bersujud. Tidak diragukanlagi bahwa sebaiknya keduanya digabungkan sebab sujud dalam keadaan lapar maka ruhnya akan lebih siap untuk terbang dan mendekat kepada Haq Ta’ala. Karena merasakan beratnya lapar akan membuat dia merasa lemah dan kecil serta tawadhu dihadapan Tuhan yang maha gagah sementara pengaruh dari sujud, akan membuat indra menjadi konsentrasi yang akan menghasilkan kehadiran hati lebih kuat. [1]Dinukil dari Ali as. dua riwayat dengan arti ini: 1.“Kecerdasan tidak akan berkumpul dengan perut yang penuh”. 

 

Mustadrak Al-Wasaail, jilid 16, hal. 221, hadis no. 19652. 2.“keinginan kuat dan ketamakan tidak akan berkumpul”.Nahjul Balaghah, Faidh Al-Islam, hal. 692, H. 221. Syarah Nahjul Balaghah, Ibnu Abi Hadid, jilid 11, hal. 142.

No comments:

Post a Comment