KELOMPOK-KELOMPOK YANG MASUK SURGA (Bagian 2 .Selesai)
Penafisran Dari Lapar Yang Positif Pujian akan kondisi lapar yang ada
dalam riwayat-riwayat bukan berarti membenarkan untuk berada dalam penderitaan
lapar secara mutlak, akan tetapi yang dimaksud adalah dalam rangka member
kesadaran bagi manusia tentang penghalang-
penghalang yang menghalangi
terbangnya ruh manusiawi serta apa yang mengganggu aktifitas-aktifitas ruhani;
baik dalam sisi-sisi hudhuri yaitu kesadaran-kesadaran hati atau sisi-sisi
hushuli yaitu berfikir dan belajar. Oleh karenanya semakin manusia merasakan
lapar sehingga dia tidak bisa berbuat apa-apa menghadapi penderitaan tersebut
atau terlalu banyak makan sehingga menghalangi aktifitas-aktifitasnya. Seperti
apa yang kemukakan oleh Allamah Thabathabai’ bahwa yang dimaksud dengan
riwayat-riwayat semacam ini adalah ringannya perut – sebagai kebalikan dari
banyak makan – bukan berarti kelaparan.
Memakan makanan yang dianjurkan selain
tidak membahayakan bahkan sangat penting dan perlu untuk kesehatan; akan tetapi
juga harus memperhatikan keseimbangan. ( Mengenai menahan lapar sudah banyak
dibahas dalam banyak buku dimana orang-orang besar bisa meraih
kesempurnaan-kesempurnaan dan maqom-mqaom yang tinggi akibat dari menahan lapar
dan untuk menyingkat pembahasan kita cukupkan sampai disini ). Bahwasannya Nabi
islam saw.
menanyakan tentang efek dari lapar dan diam dan beliau juga
mendapatkan jawabannya, bukanlah berarti bahwa beliau tidak mengetahui tentang
masalah tersebut dan belum mengamalkannya ( a’udzubillah ), akan tetapi itu
adalah pelajaran bagi hamba-hamba yang lain serta bagi penduduk dunia ini.
Efek
Positif Dari Lapar dan Diam :
1.Pengaruh pertama dan warisan yang berharga dari
lapar dan diam adalah hikmah; artinya manusia akan bisa sampai kepada
hakekat-hakekat serta kenyataan-kenyataan yang tidak bisa diraih oleh yang
lain, dimana mereka bisa memahaminya dengan jelas dan terang. Manusia dengan
eksperimen-eksperimennya yang terbatas juga bisa merasakan betapa dua masalah
ini sangat berpengaruh dalam penyingkapan hakekat-hakekat, seperti yang
dirasakan di akhir bulan ramadhan dimana manusia merasakan ruhnya seperti siap
terbang dan kesegaran dan kecerahan serta kelezatan-kelezatan maknawi menguasai
seluruh wujudnya. Oleh karenanya kita hanya memperhatikan badan dalam rangka
berkhidmat untuk terbangnya ruh dan bukan malah menjadi penghalang dan
pengganggu terbang dan mi’rajnya ruh serta perhatian ruh terhadap perkara
maknawiah dan alam malakut. Akal manusia yang termasuk kepada salah satu
kekuatan ruhinya, dimana dengan ringannya perut, dia akan bisa beraktifitas dan
akan bisa memahami hakekat-hakekat.
2.Pengaruh kedua yang sangat berharga dari
lapar dan diam adalah menjaga hati dari was-was syetan.Orang-orang beriman
yang melakukan puasa mereka akan mendapatkan pengalaman bahwa mereka akan lebih
berhasil dalam konsentrasi panca indra dan dalam menjaga hati. Sebaliknya orang
yang membiasakan diri dengan memakan makanan yang banyak juga bisa mengetahui
dengan benar bahwa mereka akan sulit menjaga hatinya dan kesulitan dalam
mengkonsentrasikan indra mereka serta pikirannya dipenuhi dengan
khayali-khayali.
3.Pengaruh ketiga dari lapar dan diam adalah taqarrub ilallah.
Kedekatan dengan Tuhan merupakan kesempurnaan hakiki dan tujuan yang paling
besar serta cita-cita kaum mukminin. Untuk bisa sampai kepada tujuan tinggi dan
penting ini, hendaklah hati ini bersih dari hawa hafsu serta
kecendrungan-kecendrungan materi yang kosong dan perkara ini tidak bisa
dilakukan selian dengan keinginan yang kuat dan niat yang kokoh dalam membentuk
identitas ilahi dan maknawi manusia. Dalam hal ini tidak diragukan lagi bahwa
puasa memiliki peran yang sangat penting dan berharga dalam rangka menguatkan
keinginan dan mengarahkan kehendak tersebut kepada taqarrub ilallah.
4.Pengaruh
keempat dari lapar dan diam adalah kesedihan yang langgeng. Dalam banyak
riwayat telah disebutkan pujian terhadap kesedihan serta orang-orang yang sedih
dan ungkapan ini bukan berarti bahwa manusia harus selalu cemberut dan bermuka
sembrawut, akan tetapi maksudnya supaya manusia mendapatkan kondisi sebagai
lawan dari kesenangan dan kegembiraan yang tidak pada tempatnya dan tidak
terbatas karena hal ini merupakan sifat-sifat rendah hewan. Seseorang yang diam
dan lapar sama sekali dia tidak memiliki kebahagiaan palsu,
kesenangan-kesenangan dari ketidak tahuan serta ketawa yang tidak pada
tempatnya sebaliknya mereka akan bersikap dengan tegas dan selalu tenang.
Akan
tetapi mungkin saja kesedihan muncul karena perkara-perkara duniawi atau karena
kemiskinan dan atau karena kekalahan dalam perlombaan memperbanyak kekayaan
dimana hal ini sama sekali bukan kesedihan yang terpuji, sementara kesedihan
yang layak dipuji adalah kesedihan sebagai lawan dari kegembiraan yang tidak
ada batasnya yang membuat manusia lupa diri. Bahwasannya peringatan dan
menakut-nakuti manusia merupakan sesuatu yang paling penting dari
kewajiban-kewajiban para utusan ilahi dalam rangka memperingati manusia untuk
menggunakan umurnya dengan baik dan supaya mereka mengkontrol amalan serta
perbuatannya juga agar manusia menggunakan dengan benar semua fasilitas serta
kekuatan yang diberikan oleh Tuhan. Sangat disayangkan seorang mukmin yang
tidak memanfaatkan sebagian umurnya dengan sesuatu yang bernilai dan penting
atau minimal memanfaatkan hal-hal yang mubah; sebab telah berkurang dari
modalnya dan tidak bisa mendapatkan keuntungan dari perdagangan hidup ini.
Bukan tanpa alasan jika sebagian orang-orang besar menghindar dari banyak
perkara-perkara yang mubah. Ketika seorang mukmin melihat kehidupan orang-orang
mulia ini dan membandingkan dengan dirinya dimana umurnya dihabiskan untuk
perkara-perkara yang mubah dan tidak berfaedah, maka dia akan merasa sedih dan
kecewa yang akhirnya mereka berniat untuk memperbaiki masa lalunya dan
betul-betul memanfaatkan sisa dari umurnya.
5.Pengaruh lain dari lapar dan diam
adalah sedikitnya kebutuhan dari masyarakat. Artinya semakin sedikit seseorang
butuh kepada masyarakat maka dia akan semakin bebas, sementara orang yang
perhatiannya hanya urusan perut – dimana pikirannya berputar sekitar
makanan-makanan yang enak – dia akan kehilangan kebebasan, dia bagaikan hewan
yang hanya memikirkan pakanannya. Yang dalam ucapak Amirul Mukminin Ali as.:
perhatian mereka hanya pada rumputnya; yang pada akhirnya mereka akan
berhadapan dengan masalah yang banyak diantaranya mereka butuh kepada
penghasilan yang lebih banyak untuk menyiapkan makanan-makanan yang lezat
bahkan terkadang terpaksa mereka harus berbuat yang tidak benar untuk bisa
memenuhi keinginannya.
6.Pengaruh lain yang bisa didapat dari lapar dan diam
adalah menjaga hak dan hakekat. Orang yang memiliki kehidupan yang biasa,
sederhana dan tidak ada hura-hura, maka lisannya akan terbuka dan akan mampu
membela yang hak dimana saja. Berbeda dengan orang yang hanya mementingkan
perut yang mana mereka tidak memiliki kekuatan untuk membela yang hak dan
selalu memperhatikan dan tergantung kepada yang lain sehingga jangan sampai
mereka tidak mengganggu sumber-sumber penghasilannya. Orang yang ringan
bebannya dan khafif al-ma’unah( sedikit kebutuhannya ) tidak memiliki ketakutan
kepada yang lain dalam menyampaikan yang hak atau ketakutan orang lain
mengganggu kehidupannya. Sebab dia melewati hidupnya dengan fasilitasnya yang
sedikit dan penuh keberanian dimana dihadapan ketidak adilan dan kemunkaran dia
berani membela yang hak. Manusia yang ringan bebannya dan khafif al-ma’unahakan
selalu berusaha agar hidupnya penuh dengan harga diri akan tetapi orang yang
mementingkan perut akan selalu berusaha agar hidupnya penuh dengan kesenangan,
dimana kedua jenis kehidupan ini sangat berbeda jauh.
7.Dengan memperhatikan
poin-poin yang telah lalu, akan jelas lagi satu faedah dan pengaruh dari lapar
dan diam yaitu seorang mukmin yang bertakwa sama sekali tidak akan berpikir
bagaimana melewati kehidupannya; baik kahidupannya susah ataupun senang. Sebab
dia akan selalu ridho dengan takdir dan qodho ilahi serta menjalani
kehidupannya di dunia dengan penuh qonaah dan dengan sedikit kebutuhan serta
tidak mementingkan harta benda yang membuat dia tertimpa penyakit-penyakit
psikologis yang banyak menimpa orang-orang kaya.
Tuhan melanjutkan : “Apakah
engkau mengetahui kapan seorang hamba lebih mendekat kepadaku? Nabi saw. menjawab:
tidak Tahu Dia berfirman: ketika dia dalam keadaan lapar dan bersujud. Tidak
diragukanlagi bahwa sebaiknya keduanya digabungkan sebab sujud dalam keadaan
lapar maka ruhnya akan lebih siap untuk terbang dan mendekat kepada Haq Ta’ala.
Karena merasakan beratnya lapar akan membuat dia merasa lemah dan kecil serta
tawadhu dihadapan Tuhan yang maha gagah sementara pengaruh dari sujud, akan
membuat indra menjadi konsentrasi yang akan menghasilkan kehadiran hati lebih
kuat. [1]Dinukil dari Ali as. dua riwayat dengan arti ini: 1.“Kecerdasan tidak
akan berkumpul dengan perut yang penuh”.
Mustadrak Al-Wasaail, jilid 16, hal.
221, hadis no. 19652. 2.“keinginan kuat dan ketamakan tidak akan
berkumpul”.Nahjul Balaghah, Faidh Al-Islam, hal. 692, H. 221. Syarah Nahjul Balaghah,
Ibnu Abi Hadid, jilid 11, hal. 142.
No comments:
Post a Comment