Memahami Takdir
ANAK-ANAKKU tersayang, sebenarnya apa yang kita lakukan, apa yang
kita perbuat, itulah yang membuahkan takdir kita (Al-Qada’ wal Qadar).
Pena-nya ada di tangan kita sendiri, dan kita sendiri yang menulis
bukti-bukti yang akan menjadi bahan pertimbangan pada hari pengadilan
nanti. Keputusan terakhir akan dibuat berdasarkan tulisan kita ini.
Allah akan membacanya dan berkata, “Inilah takdirmu (nasib). Kami akan
membuatnya sebagai takdir bagimu.”
Pada keadaan-kedaan tertentu, ketika kita merasa begitu berat
menyingkirkan hal tertentu, dan ketika kita merasa itu diluar kemampuan
kita, kita akan berkata, “Inilah takdirku.” Jika ada seseorang yang
sakit, kita akan mencoba segala macam jenis pengobatan padanya, dan
ketika itu tidak berhasil kita akan mengatakan, “Pasti ini sudah
takdirnya.”
Sebenarnya Tuhan pun seperti itu ketika memberikan putusan
terakhirnya, ketika Dia mengatakan “Itulah nasibnya.”. Dia telah
memberikan segalanya pada kita. Dia sudah menurunkan pada kita ke
sembilan-puluh-sembilan sifat-Nya, dan hanya satu saja yang dia simpan
untuk diri-Nya. Dia mengatakan, “Telah Aku berikan segala-galanya pada
manusia, tapi manusia tidak memahami dan malah datang pada-Ku dengan
membawa beban-beban neraka. Maka itulah yang akan aku jadikan sebagai
nasibnya.” Maka Dia akan berkata lagi, “Kembalilah dengan semua yang kau
bawa pada-Ku. Itu akan menjadi milikmu.”
Kita sendirilah yang menciptakan neraka atau surga untuk kita. Apapun
dari diri kita yang kita tumbuhkan akan menjadi milik kita, dan hasil
berupa keuntungan ataupun bencana, kita sendirilah yang mengusahakannya.
Apakah kita harus mengambil neraka bagian demi bagian, kemudian mencoba
untuk menghancurkannya? Tidak. Dorong itu semua dari jalan kalian, dan
teruslah berjalan. Tidak perlu kita mencoba untuk menghancurkannya,
majulah terus saja. Jika ada seekor anjing yang datang mencoba menggigit
kita, kita menghindar dan berjalanlah terus. Buat apa kita berhenti dan
menggigit balik anjing itu?
Sama seperti itu, jika ada setan mengikuti kita, katakan padanya
untuk pergi, dan tetaplah berjalan. Jangan membuang-buang waktu
dengannya. Dia hanya akan berteriak-teriak sebentar, tapi kemudian akan
pergi. Dosa pun akan mengikuti kita sebentar, tapi jika kita tidak
melihat kebelakang, maka ia pun akan pergi. Mereka akan berkata, “Ini
bukan tempat kita,” lalu pergi. Akan ada banyak hal yang mengikuti kita
selama waktu tertentu. Jika kita melihat kebelakang dan tersenyum
lebar-lebar lalu menjadi senang karena kedatangan mereka, maka mereka
akan terus mengganggu kita. Tapi jika kita tidak menghiraukan mereka,
mereka akan pergi sambil berkata, “Gagal. Manusia ini mengalahkanku. Aku
tidak dapat memasukinya.”
Seperti pelacur yang menari-nari untuk menangkap pandangan mata pria,
seperti itu pula cara mereka mencuri perhatian kita. Mereka berdandan,
menari, dan menangkap perhatian kita. Tapi jika kita langsung berpaling,
jika kita punya iman, keyakinan dan tekad pada Allah yang Satu dan
terus berjalan, mereka tidak akan mendekati kita. Mereka akan menjaga
jarak. Tetap, mereka akan mengikuti kita sebentar, tapi nanti mereka
akan pergi meninggalkan kita.
Mereka hanya tertarik pada pikiran dan sifat-sifat tertentu yang
buruk pada diri kita. Jika pada suatu saat mereka mencoba untuk
mengikatkan diri pada sifat-sifat buruk kita, maka buanglah sifat buruk
itu dan teruslah berjalan, maka mereka tidak akan mampu mempengaruhi
kita. Mereka akan menjanjikan segalanya: emas, perak, wanita, istana,
dan sebagainya. Mereka akan menggoda, “Lihatlah ini! Lihatlah itu!” Tapi
jika kalian mengacuhkannya, mereka akan berkata, “Tidak ada yang bisa
kita lakukan pada manusia macam ini.”
Jika kalian justru menyambut mereka, tersenyum dan memeluknya, dan
merasa senang karenanya, maka mereka akan terus mengikatkan dirinya pada
kita. Tapi jika kita halau mereka, mereka akan pergi. Jika ada anjing
yang akan menggigit kita, teruslah berjalan. Kita tidak perlu berhenti
untuk mencoba menggigitnya balik, karena dia justru akan benar-benar
menggigit kita. Jika kita mencoba menakutinya, ia akan menggigit kita.
Jika kita mengambil tongkat atau batu, ia tetap akan menggigit kita
juga. Oleh karena itu, kita harus berdiri diam dan katakan padanya, “Hai
anjing, untuk apa kau terus mengikutiku? Aku tidak pernah menyakitimu.
Pergilah, dan lakukan apa yang sudah menjadi tugasmu!” Maka anjing akan
pergi dan kita bisa terus berjalan.
Kita harus melakukan hal yang sama setiap kali ada sesuatu yang
menangkap kita. Katakanlah, “Tidak, aku tidak akan tertarik. Tidak ada
gunanya kau mengikutiku,” dan berjalanlah terus. Tidak perlu merasa
takut. Jika kita tatap mereka tanpa rasa takut dan mengatakan,
“Pergilah,” maka mereka pun akan pergi.
Anak-anakku, kita sendirilah yang menyiapkan surga atau neraka untuk
kita kelak. Takdir kita ditulis oleh tangan kita sendiri, dan kelak kita
yang akan memberikannya pada Tuhan, dan barulah setelah itu Dia akan
menilainya dan memberikan putusan akhir. Dia berikan pada kita sembilan
puluh sembilan sifatnya, dan berkata “Ini menjadi takdirmu. Pergilah dan
laksanakan apa yang harus kau kerjakan dengan kesembilan puluh sembilan
sifat ini, kemudian kembalilah. Jika dengan ini kau mengumpulkan
kebaikan, maka engkau mengusahakan surga. Tapi jika kejahatan yang kau
kumpulkan, maka kau mengusahakan neraka. Apapun yang engkau bawa kembali
kelak, itu akan menjadi dasar putusan terakhirmu. Aku sendiri yang akan
menjadikan keputusan itu sebagai penyempurna takdirmu. Aku serahkan
keputusan akhir itu pada tanganmu (Al qada’ wal qadar). Pergilah,
selesaikan takdirmu, dan kembalilah. Hasil akhir yang kau peroleh akan
menjadi qadha dan qadarmu.”
Jika kita tidak menyadari ini, dan malah menyiapkan neraka bagi kita sendiri, maka Dia pun tidak akan menyiapkan surga. Dia tidak
pernah mengatakan, “Apapun yang pernah Aku berikan padamu merupakan
takdirmu!” Dia akan senantiasa merubah takdir kalian berdasarkan niat
dan perbuatan kalian. Setiap saat kalian minta dimaafkan, Dia akan
memaafkan saat itu juga. Setiap saat kalian menyesal dan pemahaman diri
kalian bertambah, Dia akan memaafkan kalian. Seiring dengan kebutuhan
kalian pada-Nya yang meningkat setahap demi setahap, Dia akan terus
menghadiahkan pada kalian hal-hal seperti ini. Jika Dia telah menetapkan
takdir bagi kalian terlebih dahulu, tentu Dia tidak akan terus-menerus
memberikan maaf seperti ini. Dia telah memberikan kalian kemampuan untuk
ber-taubat, dan Dia telah memberikan kalian ampunan-Nya.
Karena Dia telah memberikan pada kalian keduanya, kesalahan sekaligus
obatnya, maka tentu Dia akan mengampuni setiap kali kalian memintanya.
Lebih jauh lagi, jika takdir kalian telah ditentukan terlebih dahulu,
maka kalian tidak akan diperintahkan untuk meminta. Kemampuan meminta
dan memohon telah dipersiapkan-Nya khusus untuk kalian, maka tidak ada
yang namanya ‘telah ditakdirkan terlebih dahulu.” Khusus bagi manusia,
Tuhan telah menyiapkan kemampuan bertaubat, berusaha, dan
pengampunan-Nya. Melalui ini semualah kalian bisa meraih kemenangan.
Tidak boleh kalian mengatakan, “Semua telah ditulis, tidak ada lagi yang
bisa aku lakukan.” Kalian harus berusaha. Dia telah berikan pada kalian
sembilan puluh sembilan sifat-Nya.
Mintalah, maka Dia akan memaafkan. Berharaplah dan Dia akan berikan.
Minta dan berharaplah, Dia akan memaafkan dan memberikan. Jika kalian
mengetuk, pasti Dia akan buka. Minta, maka akan diberikan. Dia pasti
memberikan. Allah mengatakan, “Aku akan mengampuni. Mintalah ampunan,
mintalah, dan akan Aku berikan yang kalian minta.” Jika Dia telah
menuliskan takdir kalian sebelumnya, maka Dia tidak akan memberikan itu.
Tuhan akan menunggu, menunggu sampai kalian diletakkan dalam kubur.
Dia menunggu hingga tibanya Hari Perhitungan, dan pada hari itu hanya
Dia yang berhak mengajukan pertanyaan. Dan kalian sendirilah yang datang
pada-Nya membawa kebaikan atau kejahatan. Seandainya Dia telah
menuliskan semua hasilnya, maka tentu tidak ada gunanya kalian
diperintahkan untuk mengumpulkan perbuatan baik. Untuk apa lagi Dia ada
di sana, harus memberikan penghakiman? Dia ada di sana karena ada yang
harus Dia pertimbangkan, Dia menunggu untuk melihat apa yang kalian
bawa. Jika seandainya dia sudah menentukan neraka terlebih dahulu untuk
kalian, mengapa Dia memerintahkan kedua malaikat di kanan dan kiri
kalian untuk terus mencatat perbuatan kalian? Pahamilah, bahwa selama
ada hal yang masih belum ditulis, berarti masih ada tempat untuk
memperbaiki dan meminta ampun.
Allah menurunkan 124.000 Rasul. Jika semua telah ditetapkan-Nya sejak
awal, untuk apa Dia mengirimkan 124.000 rasul? Mengapa mereka semua
dikirim? Untuk siapa? Apa Tujuannya? Jika semua telah ditentukan hanya
berdasarkan keinginan-Nya, dan semua harus terjadi sebagaimana yang
dikehendaki, maka tidak ada gunanya semua Rasul itu diturunkan. Tidak
ada alasan untuk merubah apapun.
Allah telah menciptakan pasangan ‘khairr dan sharr‘, baik dan buruk. Dia juga telah ciptakan ‘Al-Qada’ wal Qadar’.
Tapi Dia menciptakan semua itu secara sedemikian rupa sehingga apapun
yang terjadi merupakan hasil perbuatan manusia sendiri. Dia berikan pada
manusia kemampuan untuk merubah apa-apa yang tidak baik. Apapun takdir
yang akan manusia dapatkan, merupakan hasil dari niatnya, perkataannya,
dan perbuatannya sendiri. Itulah yang telah Allah katakan. Itulah
kata-kata Tuhan.
Al-Qur’an memang menyebutkan tentang takdir, tapi jika hanya mengutip
kata-kata Qur’an sebenarnya tidaklah cukup. Ada orang yang mampu
menghafal ke 6.666 ayat, tapi hanya menghafalkan tidak akan memberikan
kebaikan apa-apa. Setiap huruf dalam Qur’an memiliki rahasia didalamnya.
Kebenaran Tuhan ada di setiap hurufnya, sebagai sebuah rahasia di dalam
rahasia, dan kita harus membuka setiap rahasia satu demi satu, maka
barulah kita akan mengerti. Tapi merupakan hal yang mustahil untuk
memahami isi Qur’an seluruhnya. Sampai kapan pun, bagaimanapun perubahan
yang terjadi di dunia ini, Qur’an akan senantiasa ada, demikian pula
rahasia-rahasia yang ada di dalamnya. Dan di dalam rahasia itu, masih
ada rahasia lagi.
Qur’an mengandung hukum-hukum dan kata-kata Tuhan. Musim mungkin
berubah, dunia mungkin berubah, tapi Tuhan dan kata-kata-Nya tidak akan
berubah-ubah. Bergantung pada keadaan dunia pada saat itu, kata-kata
dalam Qur’an akan terus menyesuaikan dirinya untuk saat tersebut. Maka,
setiap kali seseorang membuka Qur’an, tidak peduli pada masa apapun ia
sedang berada, dia akan bisa mendapatkan jawaban yang dia perlukan. Akan
dia temukan penjelasan rahasia yang dia butuhkan. Tergantung pada
tingkatan di mana dia berada ketika seseorang membuka Qur’an, dia akan
menemukan Qadha wal Qadar yang paling sesuai bagi kondisinya, demikian pula semua takdir dan nasibnya.