....Wangi Bunga menyebar hanya mengikuti arah angin, tetapi Kebaikan seseorang menyebar ke semua arah.... ....Tegakkan Kebenaran di muka bumi dan tebarkan Kebaikan serta Cinta Kasih kapanpun dan dimanapun kita berada.....
Monday, May 12, 2014
10 Kisah Cinta Paling Indah Romantis Dalam Islam
Umar bin Abdul Aziz, khalifah termasyhur dalam Bani Umayyah, suatu kali jatuh cinta pada seorang gadis, namun istrinya, Fatimah binti Abdul Malik tak pernah mengizinkannya menikah lagi. Suatu saat dikisahkan bahwa Umar mengalami sakit akibat kelelahan dalam mengatur urusan pemerintahan. Fatimah pun datang membawa kejutan untuk menghibur suaminya. Ia menghadiahkan gadis yang telah lama dicintai Umar, begitu pun si gadis mencintai Umar. Namun Umar malah berkata: “Tidak! Ini tidak boleh terjadi. Saya benar-benar tidak merubah diri saya kalau saya kembali kepada dunia perasaan semacam itu,”
Ummu Sulaim merupakan janda dari Malik bin Nadhir. Abu Thalhah yang memendam rasa cinta dan kagum akhirnya memutuskan untuk menikahi Ummu Sulaim tanpa banyak pertimbangan. Namun di luar dugaan, jawaban Ummu Sulaim membuat lidahnya menjadi kelu dan rasa kecewanya begitu menyesakkan dada, meski Ummu Sulaim berkata dengan sopan dan rasa hormat,
Alkisah ada seorang pemuda yang ingin pergi menuntut ilmu. Di tengah perjalanan dia haus dan singgah sebentar di sungai yang airnya jernih. dia langsung mengambil air dan meminumnya. tak berapa lama kemudian dia melihat ada sebuah apel yang terbawa arus sungai, dia pun mengambilnya dan segera memakannya. setelah dia memakan segigit apel itu dia segera berkata “Astagfirullah”
Alexander Web, Da’i Pertama di Amerika
2
Alexander Russel Webb merupakan seorang sastrawan dan filsuf Amerika, ia dilahirkan pada tahun 1846 di Hudson, Columbia, negara bagian Amerika Serikat. Webb menerima pendidikan awal di Home School di Glendale, Massachusetts dan kemudian memasuki Claverack College, sekolah tinggi yang maju berdekatan dengan Hudson. Setelah itu ia hijrah ke New York dan meniti karir di kota yang dijuluki Big Apple ini.
Di New York inilah jiwa sastrawan yang memang sudah Webb miliki kian nampak. Ia menggeluti dunia pers dan banyak menulis artikel-artikel yang berpengaruh di hati para pembaca. Para pembaca sangat menanti-nanti tulisannya, terutama karya-karya cerpennya yang terkenal sangat menarik. Totalitas yang ia berikan mengantarkannya ke jabatan teritnggi sebagai ketua dewan redaksi surat kabar tempatnya bekerja.
Di tengah-tengah kesibukan Alexander Webb sebagai seorang jurnalis di Missouri Republican, ia tetap menyempatkan diri mempelajari beberapa agama. Ia mempelajari akidah Yahudi dengan berbagai sekte yang ada pada agama tersebut, mendalami ajaran Nasrani dengan madzhab-madzhabnya, dan mempelajari Islam dengan Alqurannya serta warisan-warisan ilmu yang ada pada Islam. Selain tiga agama besar ini, Alexander Web juga mempelajari ajaran Zoroaster, Konghucu, dan Budha.
Keislaman Alexander Russel Webb
Lama bergelut dengan dunia jurnalistik, nama Alexander Russel Webb pun kian terkenal, baik di kalangan masyarakat biasa maupun di tataran politisi dan pejabat negara. Kemampuannya mempengaruhi massa dan pengalamannya dalam memimpin, menjadi alasan pemerintah Amerika mengangkatnya sebagai perwakilan konsulat Amerika di Filipina pada tahun 1887.
Tak disangka, kepindahannya ke Filipina membawa perubahan yang besar dalam hidupnya. Ia menjadi seorang muslim dengan mengucapkan dua kalimat syahadat di negara Asia Tenggara tersebut. Setelah itu, Webb menambahkan nama Muhammad di depan nama aslinya sehingga namanya menjadi Muhammad Alexander Russel Webb.
Di awal keislamannya, Webb terjebak dalam ajaran Ahmadiyah karena korespondensinya dengan sahabatnya, seorang penganut Ahmadiyah yang berasal dari India. Seiring waktu berjalan Webb selalu menambah perbendaharaannya tentang Islam dengan membaca dan belajar langsung dari para ulama. Akhirnya ia terbebas dari pemahaman sesat Ahmadiyah.
Sultan Abdul Hamid II, Raja Turki Utsmani di kala itu, turut berbahagia dengan keislaman Webb. Sampai-sampai Sultan mengirim utusan khusus, Abdullah al-Jadawi, untuk bertemu dengannya. Pertemuan tersebut berdampak semakin tersebar luas berita keislaman Alexander Webb, dari sinilah ia mulai menjadi da’i di Amerika Serikat (Mausu’ah at-Tarikhiyah al-Jughrafiyah, 12: 55).
Di Amerika, Alexander Webb memulai dakwahnya dengan menulis sebuah artikel tentang latar belakang memeluk Islam. Ia mengatakan, “Aku menjadikan agama ini sebagai jalan hidupku.
Setelah lama kupelajari beberapa agama, dan kubandingkan satu dengan yang lainnya, kudapati Islam sebagai agama terbaik bahkan ini adalah agama sejatinya. Islam memenuhi apa saja yang dibutuhkan oleh rohani dan jasmani. Di sini aku tekankan, ketika berusia dua puluh tahun, aku merasa jenuh dan depresi dengan kejumudan gereja, lalu kutinggalkan gereja dan tidak kembali lagi ke sana. Aku memiliki jiwa yang kritis, aku selalu meneliti setiap permasalahan yang kuhadapi. Aku juga menyadari bahwa orang-orang sangat lemah usaha dan pemikirannya untuk mengenali hakikat akidah ini.”
Kontribusi Terhadap Islam
Orang pertama yang menyerukan dakwah Islam di negeri Paman Sam adalah Muhammad Alexander Russel Webb. Di New York, Webb membangun sebuah Islamic Center yang memiliki agenda besar dalam menyebarkan Islam di Amerika. Islamic Center ini juga menjadi sumber bantuan untuk mendirikan masjid dan perpustakaan-perpustakaan Islam. Sumber dana utamanya adalah Daulah Utsmaniyah yang saat itu dipimpin oleh Sultan Abdul Hamid II. Dari sinilah Islam di Amerika mulai tumbuh di kota-kota lainnya.
Webb adalah wakil utama bagi Islam di konfrensi agama-agama tingkat dunia yang diadakan di Chicago1893. Pada 20 dan 21 September 1893, ia memberikan dua pidato. Pidatonya yang berjudul: Pengaruh Islam Terhadap Keadaan Sosial dan Semangat Islam telah diterbitkan sebanyak dua jilid besar yang diberi judul The First World’s Parliament of Religions(1894).
Selanjutnya ia menjadi juru bicara bagi Islam di Amerika. Banyak pemikir-pemikir terkemuka Amerika yang telah mendengar ucapannya mengenai pokok ajaran Islam di antaranya Mark Twain.
Wafatnya
Muhammad Alexander Russel Webb wafat pada tahun 1916 dengan usia lebih dari 70 tahun. Seorang penulis yang bernama Umar F. Abdullah menulis sebuah biografi untuk mengenangnya dengan judul A Muslim in Victorian America: The Life of Alexander Russell Webb.
Sumber: ‘Uzhama Aslamu
Oleh Nurfitri Hadi
Artikel www.KisahMuslim.com
Subscribe to:
Posts (Atom)